Senin, 24 Juni 2013

asesment-pgsd






MAKALAH
RESUME ASSESMEN UNIT 6-9




Di susun oleh:
PRAYUDHA APRI S
IMAM GHAZALI
ROMARIO
AINUR R
RISKI R
JUHARIAH
KHUSNUL H
UNIVERSITAS ABURACHMAN SALEH
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI (PGSD)
SITUBONDO
UNIT 6
TEKNIK PEMBERIAN SKOR DAN NILAI
HASIL TES

Subunit 1
Teknik Pemberian Skor

Apabila Anda membuat penskoran dan pembobotan butir soal suatu tes, makayangharus diperhatikan adalah tingkatan dalam setiap domain (kognitif, afektif, danpsikomotor). Bentuk perangkat tes yang baik adalah tes yang butir-butir soalnya
disusun dengan memperhatikan komponen-komponen tingkatan dalam suatu domain
tersusun lebih dari satu bentuk tes.
Sebelum atau selama pembuatan soal tes, Anda harus merencanakan bentukbentuk
penskoran yang akan diberlakukan. Hal ini akan dapat membantu Anda
dalam melaksanakan prinsip objektif dan metodik dalam kegiatan penskoran
sehingga tidak terkesan asal memberi skor. Hasil penskoran yang terencana akan
memudahkan kegiatan berikutnya dalam penilaian, yaitu mengkonversi skor hasil
belajar menjadi skor prestasi atau nilai standar

Subunit 2
Mengubah Skor dengan Penilaian Acuan
Patokan

Pendekatan PAP dan PAN adalah dua pendekatan penilaian yang digunakan
untuk mengubah skor mentah menjadi nilai standar. Umumnya PAP digunakan untuk
menilai kualifikasi prestasi siswa dengan tolok ukur pada skor teoritis perangkat tes
dan batas minimal ketuntasan, sedangkan PAN digunakan untuk menilai kualifikasi
siswa dengan membandingkan nilai prestasi mereka dengan sesama teman di
kelas/kelompoknya.
Pendekatan PAP sebaiknya digunakan pada pelaksanaan tes yang
menggunakan perangkat tes terstandar secara reliabilitas dan validitas. Untuk
menyusun pedoman konversi skor-skor kasar menjadi nilai dan kualifikasinya dapat
dilakukan dengan model skala-100 dan skala-5


Subunit 3
Mengubah Skor dengan Penilaian Acuan Normatif

Sebagai pendekatan PAN dapat digunakan pada perangkat tes terstandar
maupun tidak terstandar. Unsur yang paling pokok dalam pemilihan PAN sebagai
pengolahan skor menjadi nilai adalah pertimbangan bahwa karakteristik atau tingkat
kepandaian peserta didik dalam suatu kelompok, identik dengan karakteristik
populasinya, artinya distribusi tingkat kepandaian mereka kurang lebih bersifat
seperti kurva normal. Maka nilai yang diperoleh peserta didik melalui PAN memiliki
keragaman relatif, hal itu tergantung dari sudut pandang Anda sebagai guru. Nilai
suatu matapelajaran seorang peserta didik hasil PAN memiliki makna berbeda kalau
nilai itu Anda bandingkan dengan peserta didik atau kelompok lain meskipun dalam
satu tingkat, satu sekolah maupun satu matapelajaran. PAN sebagai pendekatan
penilaian dapat dilakukan dengan model skala-5, dan skala-9, skala-11 dan Zscore atau
Tscore.






















UNIT 7
REFLEKSI PROSES DAN HASIL ASESMEN

Subunit 1
Kriteria Keberhasilan Proses dan
Hasil Belajar

Rangkuman
Keberhasilan proses belajar siswa dapat kita ketahui dari hasil penilaian kita
terhadapkinerja siswa selama mengikuti proses pembelajaran. Sedangkan keberhasilan
hasil belajar siswa dapat kita ketahui dari hasil penilaian kita terhadap hasil yang
diperoleh siswa setelah mengikuti proses pembelajaran.
Untuk mengetahui keberhasilan belajar siswa tersebut, terlebih dahulu harus
ditetapkan penilaian apa saja yang digunakan, menetapkan tingkat keberhasilan (baik
proses maupun hasil belajar), kemudian menetapkan kriteria keberhasilan siswa.
Untuk mempermudah mengingat pengertian masing-masing keberhasilan (proses
dan hasil belajar) serta langklah-langkah analisis keberhasilan belajar siswa, kita
gunakan skema berikut ini.


Evaluasi diri adalah aktivitas menilai sendiri keberhasilan proses pengajaran yang
kita lakukan. Evaluasi diri merupakan bagian penting dalam aktivitas pembelajaran
untuk memahami dan memberi makna terhadap proses dan hasil (perubahan) yang
terjadi akibat adanya pengajaran yang kita lakukan. Hasil evaluasi diri digunakan untuk
menetapkan langkah selanjutnya dalam upaya untuk menghasilkan perbaikan-perbaikan.
Proses evaluasi diri dimulai dari kegiatan menganalisis hasil penilaian, kemudian
memberi makna (pemaknaan) atas hasil analisis yang kita lakukan. Langkah selanjutnya
adalah memberikan penjelasan mengapa kegagalan itu bisa terjadi. Dari penjelasanpenjelasan
di atas, selanjutnya kita dapat memberikan kesimpulan-kesimpulan yang
masuk akal. Kesimpulan dapat kita kemukakan dalam bentuk identifikasi faktor-faktor
penyebab kegagalan dan pendukung keberhasilan. Langkah-langkah evaluasi diri
seperti diuraikan di atas dapat dibagankan sebagai berikut.
Penyimpulan
 
Pemaknaan
 
Analisis
 
Penjelasan
 



Subunit 3
Faktor Penyebab Kegagalan dan Pendukung
Keberhasilan dalam Pembelajaran

Identifikasi faktor-faktor penyebab kegagalan dan pendukung keberhasilan dalam
pembelajaran yang telah kita lakukan memiliki arti penting dalam melakukan upayaupaya
perbaikan pada proses pembelajaran selanjutnya. Berdasarkan faktor-faktor
penyebab kegagalan yang berhasil kita identifikasi, kita merencanakan upaya-upaya
perbaikan (remidi). Berdasarkan faktor-faktor pendukung keberhasilan yang dapat kita
identifikasi, kita merencanakan upaya-upaya untuk memantapkan faktor-faktor
pendukung keberhasilan itu.
Identifikasi faktor-faktor penyebab kegagalan dan pendukung keberhasilan dapat
dilakukan sendiri melalui evaluasi diri, tetapi akan lebih teliti dan tajam bilamana
dikerjakan secara bersama (kolaboratif) dengan orang lain yang kompeten, misalnya
guru lain yang mengajar bidang studi yang serumpun dengan mata pelajaran yang kita
ampu.
Kehadiran pihak-pihak terkait akan sangat membantu dalam menemukan berbagai
kegagalan dan juga keberhasilan yang telah kita lakukan. Kita memerlukan guru lain
untuk mencermati proses pembelajaran yang kita lakukan, mendiskusikannya,
menemukan makna, menjelaskan makna itu dan menemukan faktor-faktor penyebab
kegagalan dan pendukung keberhasilan secara tepat.
Pada langkah-langkah evaluasi diri, identifikasi faktor-faktor penyebab kegagalan
dan penyebab keberhasilan ini termasuk pada tahap akhir dari evaluasi diri, yaitu pada
tahap penyimpulan. (Lihat bagan pada rangkuman pada subunit 2).

Subunit 4
Upaya Optimalisasi Proses dan Hasil Belajar

Upaya-upaya optimalisasi yang dapat kita lakukan harus mendasarkan diri pada
hasil identifikasi faktor penyebab kegagalan dan pendukung keberhasilan yang kita
temukan. Dari hasil identifikasi faktor-faktor penyebab kegagalan dan pendukung
keberhasilan akan kita tindak lanjuti dengan upaya-upaya memantapkan keberhasilan
dan upaya-upaya memperbaiki kegagalan.
Optimalisasi proses dan hasil belajar adalah upaya memperbaiki proses
pembelajaran sehingga para siswa mencapai keberhasilan proses dan hasil belajar.
Optimalisasi proses pembelajaran dimaksudkan untuk memperbaiki aspek-aspek
pembelajaran yang masih kurang optimal. Kegiatan tindak lanjut dimulai dengan
merancang dan mengajukan berbagai upaya alternatif berdasarkan faktor-faktor
penyebab kegagalan dan pendukung keberhasilan.
Dari berbagai alternatif solusi yang telah kita ajukan, selanjutnya harus kita pilih
alternatif mana yang paling optimal. Alterntif yang optimal adalah alternatif yang paling
mungkin untuk dilaksanakan, ditinjau dari kesiapan siswa, kesiapan kita sebagai guru
untuk melaksanakan alternatif itu, kemungkinan dalam menyiapkan sarana dan
prasarana pendukung pembelajaran.
Bagan yang menggambarkan langkah-langkah dalam melakukan identifikasi
optimalisasi proses pembelajaran digambarkan sebagai berikut ini.


UNIT 8
TINDAK LANJUT HASIL ASESMEN

Subunit 1
Perbaikan Rencana Pembelajaran

Rencana pembelajaran merupakan pedoman dalam melaksanakan
pembelajaran. Rencana pembelajaran yang kita rancang hendaknya memuat
komponen-komponen:
c) Identitas mata pelajaran, (b) Standar kompetensi dan kompetensi dasar,
d) Indikator hasil belajar, (d) Materi pembelajaran, (e) Strategi pembelajaran,
(f) Media pembelajaran, (g) Penilaian dan tindak lanjut, (h) Kegiatan
Pembelajaran

Berdasarkan prinsip pengelolaan kegiatan, kita dapat melacak letak
kesalahan dari rangkaian pembelajaran yang kita lakukan, mulai dari
perencanaannya (rencana pembelajaran), pengorganisasian dan pelaksanaan
(pelaksanaan pembelajaran) dan penilaian.

Memperbaiki rencana pembelajaran dapat dilakukan dengan jalan
memeriksa kelengkapan komponen-komponennya, kesesuaian antara komponen
yang satu dengan komponen yang lain, kemungkinan melaksanakan rencana itu,
operasional/tidaknya indikator yang dibuat, kesesuaian indikator dengan
kompetensi dasar yang ada.

Subunit 2
Upaya Optimalisasi Proses Pembelajaran

Upaya-upaya optimalisasi yang dapat kita lakukan harus mendasarkan diri
pada hasil identifikasi faktor penyebab kegagalan dan pendukung keberhasilan yang
kita temukan. Dari hasil identifikasi faktor-faktor penyebab kegagalan dan
pendukung keberhasilan akan kita tindaklanjuti dengan upaya-upaya memantapkan
keberhasilan dan upaya-upaya memperbaiki kegagalan (remidi).
Optimalisasi proses pembelajaran adalah upaya memperbaiki proses
pembelajaran sehingga para siswa mencapai keberhasilan proses dan hasil belajar.
Optimalisasi proses pembelajaran dimaksudkan untuk memperbaiki aspek-aspek
pembelajaran yang masih kurang optimal. Kegiatan tindak lanjut dimulai dengan
merancang dan mengajukan berbagai solusi alternatif berdasarkan faktor-faktor
penyebab kegagalan dan pendukung keberhasilan dalam pembelajaran. Upaya
menghilangkan kegagalan dapat berupa perbaikan (remidi) atas kegagalan yang telah
kita lakukan. Upaya menguatkan pendukung keberhasilan dapat berupa pemantapan
atas keberhasilan yang telah kita capai.
Dari berbagai alternatif solusi yang telah kita ajukan, selanjutnya harus kita pilih
alternatif mana yang paling optimal. Alternatif yang optimal adalah alternatif yang
paling mungkin untuk dilaksanakan, ditinjau dari kesiapan siswa, kesiapan kita
sebagai guru untuk melaksanakan alternatif itu, kemungkinan dalam menyiapkan
sarana dan prasarana pendukung pembelajaran. Bagan yang menggambarkan

Subunit 3
Pembelajaran Remidi

Pembelajaran remidi bertujuan untuk membantu siswa yang mengalami
kesulitan belajar melalui perlakuan pengajaran. Kesulitan-kesulitan yang dialami
siswa sehingga mengakibatkan ketidaktuntasan dalam belajar pada umumnya
beragam. Kesulitan-kesulitan dimaksud biasanya disebabkan antara lain karena:
(1) kemampuan mengingat kurang, (2) kurang dalam memotivasi diri, (3) lemah
dalam memecahkan masalah, (4) kurang percaya diri, (5) sulit berkonsentrasi pada
belajarnya.

Pembelajaran reguler berbeda dengan pembelajaran remidi. Letak perbedaan
diantara keduanya adalah pada siswa yang mengikuti pembelajaran dan konsep
yang dipilih untuk disampaikan. Pada pembelajaran reguler, semua siswa
mengikuti pembelajaran tersebut. Materi yang diajarkan adalah materi/topik
bahasan yang tertera pada rencana pembelajaran. Sedangkan pada pembelajaran
remidi, siswa yang mengikutinya adalah siswa yang mengalami kesulitan belajar
(belum tuntas belajar). Materi yang disampaikan adalah materi terpilih sesuai
hasil analisis kebutuhan siswa.

Langkah-langkah yang dapat digunakan dalam pembelajaran remidi
adalah:

1) melakukan analisis kebutuhan, 2) merancang pembelajaran, 3) mengkonstruksi/
menyiapkan perangkat pembelajaran, 4) melaksanakan pembelajaran, 5)
melakukan penilaian. Sedangkan beberapa model pembelajaran remidi yang
dapat dilakukan adalah: a) Pembelajaran di luar jam pelajaran sekolah, b)
pengambilan siswa tertentu, dan c) penggunaan team pengajar.








UNIT 9
PELAPORAN HASIL ASESMEN

Subunit 1
Jenis dan Model Laporan Hasil Asesmen

Kesadaran yang semakin besar dari berbagai pihak untuk
menerapkan dan menjunjung tinggi prinsip-prinsip akuntabilitas turut
mempengaruhi kebutuhan untuk melaporkan proses dan hasil belajar di
sekolah. Memang, akuntabilitas memungkinkan pihak-pihak lain
mengevaluasi apa yang telah dilakukan oleh pihak sekolah dengan cara
menganalisis berbagai hasil asesmen.
Pelaporan itu bisa formatif, yakni ketika pelaporan memberikan
informasi mengenai pembelajaran yang dapat dikembangkan melalui
proses belajar mengajar yang akan dilakukan, atau bisa juga sumatif, ketika
pelaporan memberikan informasi mengenai belajar siswa pada saat
tertentu. Oleh karena itulah pelaporan hasil belajar siswa bisa dilakukan
setiap akhir semester, tiap tengah semester, bulanan, mingguan atau harian.
Sementara itu pelaporan bisa dilakukan oleh guru bidang studi, guru wali
kelas, dan kepala sekolah.
Proses pelaporan sendiri bisa dilakukan secara lisan (oral) maupun
tertulis (written), dalam bentuk kata-kata maupun angka. Pelaporan bisa
dilakukan pada berbagai kesempatan sesuai dengan kesepakatan Anda
dengan pihak-pihak yang akan menerima atau kreativitas Anda sendiri
untuk merancang kegiatan yang di dalamnya ada kegiatan pelaporan hasil
belajar siswa. Oleh karena itulah kegiatan pelaporan itu bisa saja dilakukan
dalam acara-acara biasa maupun pada saat kenaikan kelas, pameran, atau
kegiatan lainnya.

Subunit 2
Mengkomunikasikan Laporan Hasil Asesmen

Setidaknya ada tiga pengguna utama dari laporan hasil asesmen: peserta
didik sendiri, orang tua, dan masyarakat luas. Peserta didik adalah yang paling
utama di dalam proses asesmen formatif. Semakin tinggi kedudukan pelapor,
semakin umum pula bentuk dan format laporan asesmen.
Sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban kepada para stakeholders,
maka proses asesmen sendiri juga harus memberi peluang terjadinya proses
komunikasi dengan para orang tua dan pihak-pihak lain di dalam upaya
pembelajaran yang dapat membuat mereka mendukung pembelajaran.