MAKALAH
RESUME
ASSESMEN UNIT 6-9
Di
susun oleh:
PRAYUDHA
APRI S
IMAM
GHAZALI
ROMARIO
AINUR
R
RISKI
R
JUHARIAH
KHUSNUL
H
UNIVERSITAS
ABURACHMAN SALEH
FAKULTAS
ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM
STUDI (PGSD)
SITUBONDO
TEKNIK PEMBERIAN SKOR
DAN NILAI
HASIL TES
Subunit 1
Teknik Pemberian Skor
Apabila
Anda membuat penskoran dan pembobotan butir soal suatu tes, makayangharus
diperhatikan adalah tingkatan dalam setiap domain (kognitif, afektif,
danpsikomotor). Bentuk perangkat tes yang baik adalah tes yang butir-butir
soalnya
disusun
dengan memperhatikan komponen-komponen tingkatan dalam suatu domain
tersusun
lebih dari satu bentuk tes.
Sebelum
atau selama pembuatan soal tes, Anda harus merencanakan bentukbentuk
penskoran
yang akan diberlakukan. Hal ini akan dapat membantu Anda
dalam
melaksanakan prinsip objektif dan metodik dalam kegiatan penskoran
sehingga
tidak terkesan asal memberi skor. Hasil penskoran yang terencana akan
memudahkan
kegiatan berikutnya dalam penilaian, yaitu mengkonversi skor hasil
belajar
menjadi skor prestasi atau nilai standar
Subunit 2
Mengubah Skor dengan
Penilaian Acuan
Patokan
Pendekatan
PAP dan PAN adalah dua pendekatan penilaian yang digunakan
untuk
mengubah skor mentah menjadi nilai standar. Umumnya PAP digunakan untuk
menilai
kualifikasi prestasi siswa dengan tolok ukur pada skor teoritis perangkat tes
dan
batas minimal ketuntasan, sedangkan PAN digunakan untuk menilai kualifikasi
siswa
dengan membandingkan nilai prestasi mereka dengan sesama teman di
kelas/kelompoknya.
Pendekatan
PAP sebaiknya digunakan pada pelaksanaan tes yang
menggunakan
perangkat tes terstandar secara reliabilitas dan validitas. Untuk
menyusun
pedoman konversi skor-skor kasar menjadi nilai dan kualifikasinya dapat
dilakukan
dengan model skala-100 dan skala-5
Subunit 3
Mengubah Skor dengan
Penilaian Acuan Normatif
Sebagai
pendekatan PAN dapat digunakan pada perangkat tes terstandar
maupun
tidak terstandar. Unsur yang paling pokok dalam pemilihan PAN sebagai
pengolahan
skor menjadi nilai adalah pertimbangan bahwa karakteristik atau tingkat
kepandaian
peserta didik dalam suatu kelompok, identik dengan karakteristik
populasinya,
artinya distribusi tingkat kepandaian mereka kurang lebih bersifat
seperti
kurva normal. Maka nilai yang diperoleh peserta didik melalui PAN memiliki
keragaman
relatif, hal itu tergantung dari sudut pandang Anda sebagai guru. Nilai
suatu
matapelajaran seorang peserta didik hasil PAN memiliki makna berbeda kalau
nilai
itu Anda bandingkan dengan peserta didik atau kelompok lain meskipun dalam
satu
tingkat, satu sekolah maupun satu matapelajaran. PAN sebagai pendekatan
penilaian
dapat dilakukan dengan model skala-5, dan skala-9, skala-11 dan Zscore atau
Tscore.
UNIT 7
REFLEKSI PROSES DAN
HASIL ASESMEN
Subunit 1
Kriteria Keberhasilan
Proses dan
Hasil Belajar
Rangkuman
Keberhasilan
proses belajar siswa dapat kita ketahui dari hasil penilaian kita
terhadapkinerja siswa selama mengikuti proses pembelajaran. Sedangkan keberhasilan
hasil belajar siswa dapat kita ketahui dari hasil penilaian kita terhadap hasil yang
diperoleh siswa setelah mengikuti proses pembelajaran.
Untuk
mengetahui keberhasilan belajar siswa tersebut, terlebih dahulu harus
ditetapkan
penilaian apa saja yang digunakan, menetapkan tingkat keberhasilan (baik
proses
maupun hasil belajar), kemudian menetapkan kriteria keberhasilan siswa.
Untuk
mempermudah mengingat pengertian masing-masing keberhasilan (proses
dan
hasil belajar) serta langklah-langkah analisis keberhasilan belajar siswa, kita
gunakan
skema berikut ini.
Evaluasi
diri adalah aktivitas menilai sendiri keberhasilan proses pengajaran yang
kita
lakukan. Evaluasi diri merupakan bagian penting dalam aktivitas pembelajaran
untuk
memahami dan memberi makna terhadap proses dan hasil (perubahan) yang
terjadi
akibat adanya pengajaran yang kita lakukan. Hasil evaluasi diri digunakan untuk
menetapkan
langkah selanjutnya dalam upaya untuk menghasilkan perbaikan-perbaikan.
Proses
evaluasi diri dimulai dari kegiatan menganalisis hasil penilaian, kemudian
memberi
makna (pemaknaan) atas hasil analisis yang kita lakukan. Langkah selanjutnya
adalah
memberikan penjelasan mengapa kegagalan itu bisa terjadi. Dari
penjelasanpenjelasan
di
atas, selanjutnya kita dapat memberikan kesimpulan-kesimpulan yang
masuk
akal. Kesimpulan dapat kita kemukakan dalam bentuk identifikasi faktor-faktor
penyebab
kegagalan dan pendukung keberhasilan. Langkah-langkah evaluasi diri
seperti
diuraikan di atas dapat dibagankan sebagai berikut.
|
|
|
|
Subunit 3
Faktor Penyebab
Kegagalan dan Pendukung
Keberhasilan dalam
Pembelajaran
Identifikasi
faktor-faktor penyebab kegagalan dan pendukung keberhasilan dalam
pembelajaran
yang telah kita lakukan memiliki arti penting dalam melakukan upayaupaya
perbaikan
pada proses pembelajaran selanjutnya. Berdasarkan faktor-faktor
penyebab
kegagalan yang berhasil kita identifikasi, kita merencanakan upaya-upaya
perbaikan
(remidi). Berdasarkan faktor-faktor pendukung keberhasilan yang dapat kita
identifikasi,
kita merencanakan upaya-upaya untuk memantapkan faktor-faktor
pendukung
keberhasilan itu.
Identifikasi
faktor-faktor penyebab kegagalan dan pendukung keberhasilan dapat
dilakukan
sendiri melalui evaluasi diri, tetapi akan lebih teliti dan tajam bilamana
dikerjakan
secara bersama (kolaboratif) dengan orang lain yang kompeten, misalnya
guru
lain yang mengajar bidang studi yang serumpun dengan mata pelajaran yang kita
ampu.
Kehadiran
pihak-pihak terkait akan sangat membantu dalam menemukan berbagai
kegagalan
dan juga keberhasilan yang telah kita lakukan. Kita memerlukan guru lain
untuk
mencermati proses pembelajaran yang kita lakukan, mendiskusikannya,
menemukan
makna, menjelaskan makna itu dan menemukan faktor-faktor penyebab
kegagalan
dan pendukung keberhasilan secara tepat.
Pada
langkah-langkah evaluasi diri, identifikasi faktor-faktor penyebab kegagalan
dan
penyebab keberhasilan ini termasuk pada tahap akhir dari evaluasi diri, yaitu
pada
tahap
penyimpulan. (Lihat bagan pada rangkuman pada subunit 2).
Subunit 4
Upaya Optimalisasi
Proses dan Hasil Belajar
Upaya-upaya
optimalisasi yang dapat kita lakukan harus mendasarkan diri pada
hasil
identifikasi faktor penyebab kegagalan dan pendukung keberhasilan yang kita
temukan.
Dari hasil identifikasi faktor-faktor penyebab kegagalan dan pendukung
keberhasilan
akan kita tindak lanjuti dengan upaya-upaya memantapkan keberhasilan
dan
upaya-upaya memperbaiki kegagalan.
Optimalisasi
proses dan hasil belajar adalah upaya memperbaiki proses
pembelajaran
sehingga para siswa mencapai keberhasilan proses dan hasil belajar.
Optimalisasi
proses pembelajaran dimaksudkan untuk memperbaiki aspek-aspek
pembelajaran
yang masih kurang optimal. Kegiatan tindak lanjut dimulai dengan
merancang
dan mengajukan berbagai upaya alternatif berdasarkan faktor-faktor
penyebab
kegagalan dan pendukung keberhasilan.
Dari
berbagai alternatif solusi yang telah kita ajukan, selanjutnya harus kita pilih
alternatif
mana yang paling optimal. Alterntif yang optimal adalah alternatif yang paling
mungkin
untuk dilaksanakan, ditinjau dari kesiapan siswa, kesiapan kita sebagai guru
untuk
melaksanakan alternatif itu, kemungkinan dalam menyiapkan sarana dan
prasarana
pendukung pembelajaran.
Bagan
yang menggambarkan langkah-langkah dalam melakukan identifikasi
optimalisasi
proses pembelajaran digambarkan sebagai berikut ini.
UNIT 8
TINDAK LANJUT HASIL
ASESMEN
Subunit 1
Perbaikan Rencana
Pembelajaran
Rencana pembelajaran merupakan pedoman dalam melaksanakan
pembelajaran. Rencana pembelajaran yang kita rancang
hendaknya memuat
komponen-komponen:
c) Identitas mata pelajaran, (b) Standar kompetensi dan
kompetensi dasar,
d) Indikator hasil belajar, (d) Materi pembelajaran, (e)
Strategi pembelajaran,
(f) Media pembelajaran, (g) Penilaian dan tindak lanjut, (h)
Kegiatan
Pembelajaran
Berdasarkan prinsip pengelolaan kegiatan, kita dapat melacak
letak
kesalahan dari rangkaian pembelajaran yang kita lakukan,
mulai dari
perencanaannya (rencana pembelajaran), pengorganisasian dan
pelaksanaan
(pelaksanaan pembelajaran) dan penilaian.
Memperbaiki rencana pembelajaran dapat dilakukan dengan jalan
memeriksa kelengkapan komponen-komponennya, kesesuaian
antara komponen
yang satu dengan komponen yang lain, kemungkinan
melaksanakan rencana itu,
operasional/tidaknya indikator yang dibuat, kesesuaian
indikator dengan
kompetensi dasar yang ada.
Subunit 2
Upaya Optimalisasi
Proses Pembelajaran
Upaya-upaya
optimalisasi yang dapat kita lakukan harus mendasarkan diri
pada
hasil identifikasi faktor penyebab kegagalan dan pendukung keberhasilan yang
kita
temukan. Dari hasil identifikasi faktor-faktor penyebab kegagalan dan
pendukung
keberhasilan akan kita tindaklanjuti dengan upaya-upaya memantapkan
keberhasilan
dan upaya-upaya memperbaiki kegagalan (remidi).
Optimalisasi
proses pembelajaran adalah upaya memperbaiki proses
pembelajaran
sehingga para siswa mencapai keberhasilan proses dan hasil belajar.
Optimalisasi
proses pembelajaran dimaksudkan untuk memperbaiki aspek-aspek
pembelajaran
yang masih kurang optimal. Kegiatan tindak lanjut dimulai dengan
merancang
dan mengajukan berbagai solusi alternatif berdasarkan faktor-faktor
penyebab
kegagalan dan pendukung keberhasilan dalam pembelajaran. Upaya
menghilangkan
kegagalan dapat berupa perbaikan (remidi) atas kegagalan yang telah
kita
lakukan. Upaya menguatkan pendukung keberhasilan dapat berupa pemantapan
atas
keberhasilan yang telah kita capai.
Dari
berbagai alternatif solusi yang telah kita ajukan, selanjutnya harus kita pilih
alternatif
mana yang paling optimal. Alternatif yang optimal adalah alternatif yang
paling
mungkin untuk dilaksanakan, ditinjau dari kesiapan siswa, kesiapan kita
sebagai
guru untuk melaksanakan alternatif itu, kemungkinan dalam menyiapkan
sarana
dan prasarana pendukung pembelajaran. Bagan yang menggambarkan
Subunit 3
Pembelajaran Remidi
Pembelajaran
remidi bertujuan untuk membantu siswa yang mengalami
kesulitan
belajar melalui perlakuan pengajaran. Kesulitan-kesulitan yang dialami
siswa
sehingga mengakibatkan ketidaktuntasan dalam belajar pada umumnya
beragam.
Kesulitan-kesulitan dimaksud biasanya disebabkan antara lain karena:
(1)
kemampuan mengingat kurang, (2) kurang dalam memotivasi diri, (3) lemah
dalam
memecahkan masalah, (4) kurang percaya diri, (5) sulit berkonsentrasi pada
belajarnya.
Pembelajaran
reguler berbeda dengan pembelajaran remidi. Letak perbedaan
diantara
keduanya adalah pada siswa yang mengikuti pembelajaran dan konsep
yang
dipilih untuk disampaikan. Pada pembelajaran reguler, semua siswa
mengikuti
pembelajaran tersebut. Materi yang diajarkan adalah materi/topik
bahasan
yang tertera pada rencana pembelajaran. Sedangkan pada pembelajaran
remidi,
siswa yang mengikutinya adalah siswa yang mengalami kesulitan belajar
(belum
tuntas belajar). Materi yang disampaikan adalah materi terpilih sesuai
hasil
analisis kebutuhan siswa.
Langkah-langkah
yang dapat digunakan dalam pembelajaran remidi
adalah:
1)
melakukan analisis kebutuhan, 2) merancang pembelajaran, 3) mengkonstruksi/
menyiapkan
perangkat pembelajaran, 4) melaksanakan pembelajaran, 5)
melakukan
penilaian. Sedangkan beberapa model pembelajaran remidi yang
dapat
dilakukan adalah: a) Pembelajaran di luar jam pelajaran sekolah, b)
pengambilan
siswa tertentu, dan c) penggunaan team pengajar.
UNIT 9
PELAPORAN HASIL
ASESMEN
Subunit 1
Jenis dan Model
Laporan Hasil Asesmen
Kesadaran
yang semakin besar dari berbagai pihak untuk
menerapkan
dan menjunjung tinggi prinsip-prinsip akuntabilitas turut
mempengaruhi
kebutuhan untuk melaporkan proses dan hasil belajar di
sekolah.
Memang, akuntabilitas memungkinkan pihak-pihak lain
mengevaluasi
apa yang telah dilakukan oleh pihak sekolah dengan cara
menganalisis
berbagai hasil asesmen.
Pelaporan
itu bisa formatif, yakni ketika pelaporan memberikan
informasi
mengenai pembelajaran yang dapat dikembangkan melalui
proses
belajar mengajar yang akan dilakukan, atau bisa juga sumatif, ketika
pelaporan
memberikan informasi mengenai belajar siswa pada saat
tertentu.
Oleh karena itulah pelaporan hasil belajar siswa bisa dilakukan
setiap
akhir semester, tiap tengah semester, bulanan, mingguan atau harian.
Sementara
itu pelaporan bisa dilakukan oleh guru bidang studi, guru wali
kelas,
dan kepala sekolah.
Proses
pelaporan sendiri bisa dilakukan secara lisan (oral) maupun
tertulis
(written), dalam bentuk kata-kata maupun angka. Pelaporan bisa
dilakukan
pada berbagai kesempatan sesuai dengan kesepakatan Anda
dengan
pihak-pihak yang akan menerima atau kreativitas Anda sendiri
untuk
merancang kegiatan yang di dalamnya ada kegiatan pelaporan hasil
belajar
siswa. Oleh karena itulah kegiatan pelaporan itu bisa saja dilakukan
dalam
acara-acara biasa maupun pada saat kenaikan kelas, pameran, atau
kegiatan
lainnya.
Subunit 2
Mengkomunikasikan Laporan Hasil Asesmen
Setidaknya
ada tiga pengguna utama dari laporan hasil asesmen: peserta
didik
sendiri, orang tua, dan masyarakat luas. Peserta didik adalah yang paling
utama
di dalam proses asesmen formatif. Semakin tinggi kedudukan pelapor,
semakin
umum pula bentuk dan format laporan asesmen.
Sebagai
salah satu bentuk pertanggungjawaban kepada para stakeholders,
maka
proses asesmen sendiri juga harus memberi peluang terjadinya proses
komunikasi
dengan para orang tua dan pihak-pihak lain di dalam upaya
pembelajaran
yang dapat membuat mereka mendukung pembelajaran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar